Nah, Pada kesempatan hari ini, ana ingin mengajak antum untuk mengenal hernia lebih dekat dan upaya pencegahannya bagi Kesehatan.
Kemarin-kemarin kita sudah meluangkan waktu untuk mengenal yang namax asma dan pencegahannya. kita juga sudah membahas secara tuntas tentang aids.
Tentunya antum semua tidak menginginkan ini,,,,,,, |
Banyak yang menduga hernia hanya terjadi pada dewasa saja terutama manula, padahal, bayi dan anak-anak pun dapat mengalaminya. Kasus bayi hernia bahkan tercatat cukup banyak. Hernia bukanlah penyakit turunan. Proses terjadinya hernia pada bayi berbeda dengan hernia pada orang dewasa yang biasanya terjadi karena kelemahan otot dinding perut. Sedangkan pada bayi, hernia yang terjadi di daerah perut adalah akibat penyakit bawaan atau kongenital.
Antum pernah lihat atau ketemu dengan penderita hernia belum ? Kalo belum silahkan lihat disini
HERNIA PADA BAYI DAN ANAK
Menurut dr. Rudi Hartanto, dokter spesialis bedah, pada bayi dan anak- anak, hernia merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) , berisi cairan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya.
Secara umum ada dua jenis hernia, yaitu internal dan eksternal.
1. Hernia internal berada dalam tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya hernia diafragmatika dimana hernia terjadi akibat adanya celah di diafragma (otot pemisah antara bagian perut dengan dada) karena pembentukan diafragma yang tidak sempurna. Contoh lainnya adalah hernia hiatal esofagus, yaitu hernia terjadi melalui celah masuknya esofagus yang masuk dari rongga dada, serta banyak lagi jenis lainnya.
2. Hernia eksternal. Dari jenis hernia ini yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis yang muncul di lipatan paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusar, orang Jawa biasa menyebutnya "BODHONG". Bayi umumnya mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata karena terlihat secara langsung.
Proses terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya. Secara umum bayi laki-laki lebih sering mengalami hernia dibandingkan perempuan karena proses penurunan testis/buah pelir yang merupakan organ reproduksinya berlangsung lebih kompleks.
Hernia pun lebih sering terjadi pada bayi prematur, sebab pada saat kelahirannya proses penurunan testis dan pembentukan ligamen belum sempurna.
Hernia inguinalis:
* Pada bayi laki-laki terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi testis. Ketika di dalam kandungan, testis turun dari bagian perut ke bawah dan berhenti sesampainya di skrotum (kantung pelir). Proses penurunan ini dimulai waktu bayi masih berada dalam kandungan. Ketika turun, testis akan membawa selaput dari perut ke bawah sehingga membentuk kantung. Ketika lahir cukup bulan, umumnya proses perpindahan testis ini sudah selesai. Namun pada beberapa bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum (jaringan ikat) tidak berjalan sempurna yang akhirnya menyisakan lubang. Nah, lubang inilah yang nantinya bisa menim- bulkan herniasi. Bila hanya berisi cairan saja disebut hidrocele
* Pada bayi perempuan hernia terjadi melalui proses seperti ini: seperti halnya bayi laki-laki, bayi perem¬puan pun mengalami proses pem¬bentukan organ tubuh bagian bawah yang hampir sama. Namun, bila laki-laki mengalami proses penu¬runan testis, maka perempuan tidak
Hernia umbilikalis:
Pada bayi laki-laki dan perempuan hernia umbilikalis terjadi bila penu¬tupan umbilikus (bekas tali pusar) tidak sempurna. Bila hal ini terjadi, tentu akan menyisakan lubang sehingga usus bisa keluar masuk ke daerah tersebut.
CARA MENDETEKSI
A. Merasakan tonjolan
Yang perlu diketahui, awam hanya dapat mendeteksi hernia eksternal, karena hernia internal terjadi dalam tubuh dan sulit dideteksi. Mendeteksi keberadaan hernia pada orang dewasa juga jelas lebih mudah ketimbang pada bayi. Ketika buang air misalnya, orang dewasa bisa merasakan adanya tonjolan di bagian perut yang umumnya lebih terasa. Namun pada bayi, meskipun terasa ada yang tidak nyaman pada tubuhnya, ia tidak bisa mengungkapkannya dengan jelas.
Itulah mengapa hernia pada bayi lebih sulit dideteksi sehingga memerlukan ketelitian orang tua. Walaupun sulit, lihat dan rabalah bagian lipat paha atau pusar si bayi. Hernia eksternal umumnya akan diketahui dari munculnya benjolan di bagian tersebut.
B. Mengamati gejala
Gejala klinis yang biasa muncul tak berbeda jauh dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti mual muntah, susah makan, dan tubuh demam. Lantaran itulah, Cosmas mengimbau orang tua agar segera membawa bayinya ke dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnosa penyakit si kecil dapat segera ditegakkan.
Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia:
1. Reponible: Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling seder- hana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemu- kan bahwa labianya besar sebelah. Labia adalah bagian tcrluar dari alat kelamin perempuan.
2. Irreponible: benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudiai\terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, mes¬kipun berijolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda peru- bahan klinis pada anak.
3. Incarcerata, benjolan sudah sema- kin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan mun¬culnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.
4. Strangulata, ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.
Haruskah dioperasi ?
Penanganari hernia tergantung dari jenis hernia itu sendiri .Untuk hernia umbilikalis yang tanpa komplikasi umumnya dapat tertutup sendiri pada usia anak lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun, namun selama itu pusar atau umbilikus akan kelihatan menonjol besar sehingga secara kosmetis orang tua pasien menganggap itu suatu masalah. Untuk sementara, tutup saja lubang hernia dengan kain kasa yang diberi uang logam di dalamnya lalu tempelkan di atas pusar dengan menggunakan semacam sabuk pinggang. Pengobatan pada hernia umbilikalis dengan pembedahan diperlukan jika lubang yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, karena pada kondisi ini hernia tidak mungkin akan menutup sendiri. Atau, jika hernia sampai anak usia sekolah, maka dapat dilakukan pembedahan berencana.
Sedangkan pada hernia inguinalis (pelipatan paha), pembedahan meru- pakan terapi yang terbaik, begitu hernia ini telah ditegakkan diagnosisnya. Kalau hernia ini mengalami komplikasi, terjadi tanda-tanda terjepitnya isi kantong hernia, maka pembedahan harus dilakukan segera dengan persiapan minimal untuk menyelamatkan organ yang terjepit dalam kantong hernia.
Risiko pembedahan segera ini cukup tinggi, baik risiko dari segi pembedahan maupun pembiusan. Dengan demikian, jika tcrdapat hernia pada pelipatan paha bayi dan anak-anak, pembedahan berencana sudah harus dipersiapkan tanpa memperhatikan usia dan berat badan bayi dan atau anak. Karena, pem- bedahannya sendiri merupakan tindakan untuk memutus hubungan rongga perut dengan kantong hernia.
Yang menjadi pertimbangan, apakah pembiusan umum dapat dilakukan terhadap bayi dan anak tersebut. Pada hernia pelipatan paha anak dengan usia lebih dari satu tahun jika kondisi pasien dan fasilitas rumah sakit memungkinkan dapat dilakukan pembedahan tanpa rawat inap.
Pembedahan hernia pada bayi dan anak-anak sekarang ini telah dapat dilakukan karena fasilitas dan tenaga untuk pembedahan dan pembiusan umum telah tersedia. Pembedahan pun dapat dilakukan pada usia yang lebih dini dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan syarat-syarat pembedahan dengan pembiusan umum. Keterlambatan atau penundaan pembedahan akan memberikan risiko teknis pembedahan menjadi lebih sulit dan kemungkinan terjadi komplikasi. Komplikasi ini terutama pada hernia pelipatan paha dan hernia kantung buah pelir pada bayi dan anak laki-laki, berupa terjepitnya isi kantong hernia dengan segala konsekwensinya.
Dengan demikian, jika bayi dan anak Anda terlihat atau teraba ada benjolan di daerah pusar dan dilipatan pahanya, sebaiknya dikonsultasikan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penilaian dan penjelasan lebih lanjut. Hal ini bisa mencegah keterlambatan dalam penanganan dan terjadinya komplikasi.
Antum semua sudah Mengenal Hernia kan? liat baca trus artikel kesehatan disini. ingat, diblog ini ya,,,,
0 Comment "Mengenal Hernia (Kesehatan)"
Post a Comment