Rajinlah Membaca |
Tips Buat Santri.....Membaca ternyata tak sekedar melafalkan huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat. Membaca memiliki keterkaitan erat dengan daya kerja otak, organ penglihatan, dan seluruh organ-organ tubuh. Oleh karenanya membaca tak boleh dianggap pekerjaan remeh. Membaca memerlukan konsentrasi yang memeras banyak tenaga. Bahkan tak jarang orang mengatakan, makan untuk membaca lebih cepat terasa lapar dibandingkan untuk bekerja dengan otot. (Tapi jangan lantas mengatakan, makanya saya malas untuk membaca ya !, hehe....)
Membaca harus disertai keaktifan. Artinya bukan pasif seperti halnya mendengar. Pembaca harus bersikap mencari dan mengorek masalah yang tertuang dalam tulisan. Suatu tulisan tak akan mungkin masuk dalam benak kita tanpa kita mencurahkan tenaga untuk membacanya. Lain dengan mendengar, dengan santai atau bahkan tak disengaja saja kita dapat menangkap ilmu karena yang aktif adalah pihak pembicara.
Tak jarang kita menjumpai orang/santri yang membaca asal mengucapkan saja tanpa memahami maknanya. Berarti dalam hal ini ia belum membaca dengan efisien. Ciri-ciri membaca efisien ialah diantaranya mempunyai kebiasaan yang baik dalam membaca, mengerti betul apa yang dibaca, sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar atau pokok-pokok dari apa yang dibaca, dan dapat membaca dengan cepat.
Dari empat hal tersebut maka kesehatan membaca (reading hygiene) agaknya menjadi perhatian khusus sehubungan dengan kebiasaan-kebiasaan baik dalam membaca. Harry Dexter Kitson mengemukakan sebagai berikut:
1. Sewaktu membaca hendaknya sesekali memejamkan mata atau melihat ke tempat yang jauh
2. Cahaya hendaknya datang dari belakang.
3. Pada halaman buku tidak terdapat bayangan.
4. Buku yang dipegang tidak terletak mendatar di pe£ mukaan meja.
5. Ada cahaya penerangan cukup, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang sehingga menyilaukan serta tidak bergetar.
6. Jarak antara mata dan yang dibaca kira-kira 25- 30 cm.
7. Tidak sambil tiduran, dan
8. Beristirahat sebentar, kira-kira seperempat jam setelah membaca selama satu sampai satu setengah j jam.
Dalam membaca satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah tanda baca. Pembaca harus mengerti betul arti dan fungsi titik, titik koma, tanda petik, titik dua dan lain sebagainya. Dengan demikian pemahaman yang salah dapat dihindarkan. Bila berhenti membaca dan akan meneruskannya di saat yang lain hendaknya berhenti pada tempat yang sewajarnya; pada akhir suatu bab atau paragraf sehingga ia mempelajari sesuatu secara bulat. Pada tempat berhenti itu hendaklah diberi tanda seperluny, melipat ujung halaman buku atau memberi tanda dengan pensil.
Untuk lebih mempertajam ingatan terhadap uraian yang terdapat dalam bacaan atau menambah kesan yang ditimbulkan janganlah terlalu sayang kepada buku untuk diberi tanda-tanda coretan seperlunya. Tanda-tanda itu juga akan memudahkan untuk mengulangi dan mempelajari kembali. Oleh karena demikian pentingnya hingga ada buku khusus mengenai cara memberikan tanda-tanda pada buku, "How to Mark a Book" karangan Adler.
la membeberkan beberapa cara diantaranya dengan menggarisbawahi kalimat-kalimat penting, membuat garis tegak, anak panah tanda berupa bintang, angka-angka, kurung besar, melingkari istilah-istilah dan lain-lain.
Bagaimana Menambah Kecepatan Membaca ? (Ikuti terus Gang Penyelamat)
Ada beberapa sebab kelam- batan membaca, antara lain :
1. Kebiasaan membaca dengan bersuara, bibir bergerak. Karena mata harus menunggu selesainya gerakan bibir padahal pandangan mata lebih cepat dari gerakan bibir, maka proses membaca menjadi lebih lambat. Atau kebiasan dengan menggunakan alat penunjuk.
2. Kebiasaan mundur untuk mengulangi apa yang sudah atau baru saja dibaca. Hal ini dilakukan karena ia merasa bahwa ada suatu perkataan yang kelewatan, tidak terbaca, atau ragu-ragu mengenai maksudnya dan lain sebagainya.
3. Kebiasaan membaca dengan melihat kata demi kata. Karena itu rentangan pandangan mata menjadi sempit. Padahal rentangan itu seharusnya diperlebar hingga mencakup beberapa kata dan dapat berjalan dengan cepat. Perlu disadari bahwa dalam membaca buku tidaklah membaca kata-katanya saja, melainkan membaca buah fikiran. Dan suatu buah fikiran tercakup dalam beberapa perkataan atau kalimat. Dengan membaca kata demi kata buah fikiran tidak dapat ditangkap dengan baik. Maka hal itu harus dihindarkan.
Bila hal-hal di atas dapat dihindarkan membaca akan menjadi demikian mengasyikkan dan tidak cepat lelah. Efisien tenaga, waktu dan kesehatan pun tak terabaikan...
Mudah-mudahan tips buat santri pada khususnya & manusia pada umumnya ini bermanfaat.
0 Comment "MENAMBAH GAIRAH BACA (Tips Buat Santri)"
Post a Comment