KONGLOMERAT IDAMAN ILAHI (Nasehat Penuh Hikmah)


Jadilah Konglomerat Idaman Ilahi
Jadilah Konglomerat Idaman Ilahi

KONGLOMERAT IDAMAN ILAHI. Nasehat Penuh HikmahKalau sekarang banyak orang membicarakan konglomerat, konglomerat dalam bidang dagang/bisnis, maka akan mampukah para pendidik dari cendekiawan Islam untuk melahirkan serta menempa konglomerat-konglomerat Islam Indonesia ?

Kekuatan, kekayaan dan kegairahan, kesemuanya itu tujuan akhirnya hanya untuk hidup. Namun saya yakin di Indonesia akan lahir konglomerat-konglomerat Islam yang tangguh, yaitu ummat yang mau menegakkan isi kandungan al-Qur'an.

Jadilah antum para generasi muda seperti seekor elang, tak seorang pun berani untuk menjadikan santapan yang lezat.

Ummat Islam telah diberikan suatu " jimat" oleh Allah yaitu kitab suci al-Qur'an. Kalau kita betul-betul mau mengamalkan isi al-Qur'an ini, maka akan selalu berjalan di jalan yang diperintahkan Allah. Al-Qur'an justru selalu akan aktual, jika manusia sendiri mampu untuk mengaplikasi isi kandu- ngannya. Ilmu dan teknologi modern sekarang ini justru merupakan kebenaran al-Qur'an. Kalau kita mau mengaji al-Qur'an secara mendalam, maka di situ- lah dapat digali semua ilmu. Ilmu adalah suatu harta kekayaan yang tidak dapat dicuri orang, namun dengan ilmu kita akan dapat mencetak generasi- generasi muda Islam untuk men jadi konglomerat-konglomerat Islam.

Memang sangat disayangkan, bahwa pendidik-pendidik yang mayoritas Islam, masih memisahkan adanya ilmu dan agama. Sehingga lahir sarjana-sarjana yang tidak utuh lagi, yaitu hanya melahirkan sarjana ilmu atau sarjana agama.

Kita sebagai orang tua, sebagai pendidik harus mampu untuk menenrpa sarjana-sarjana di bidang ilmu dan agama, dengan tidak dipisahkan. Misalnya saja dosen ekonomi, maka harus dia jarkan pula cara penerapan ekonomi dari sudut pandang Islam. (Etika bisnis dari sudut Islam). Kalau kita mau meneliti al-Qur'an maka dari al-Qur'an tersebut akan dapat digali ilmu-ilmu yang dapat diajarkan.
Sumber Malapetaka jika Tidak Didasari oleh ketakwaan
Sumber Malapetaka jika Tidak Didasari oleh ketakwaan

“mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (al-Baqarah: 44)

Para generasi muda yang akan dilahirkan sebagai konglomerat Islam yang sejati, pakailah akal yang sehat, tidak terpancing serta terburu nafsu, kita pergunakan akal sehat kita. Sesuai dengan sebuah hadits dari Mu'adz bin Jabal ra. bahwa Rasulullah saw. ketika mengutusnya ke Yaman beliau bersabda :

“Dengan apa kamu menjatuhkan hukuman ?
Dengan kitab Allah.
Kalau kamu tidak dapat keterangan dari kitab Allah?
Dengan Sunnah Rasulullah Saw.
Kalau kamu tidak dapat keterangan dari Sunnah Rasulullah Saw.?
Saya berijtihad dengan akal saya dan saya tidak berputus asa.”

Hadits ini sebenarnya dapat kita pergunakan bilamana kita menemukan suatu masalah, kita selidiki dahulu. Yang perlu bagi kita adalah jangan kita menanggapi atau menolak sesuatu urusan sedangkan segalanya belum kita selidiki.

Ana berharap generasi-generasi Islam yang akan lahir sebagai konglomerat Islam, hendaknya memegang teguh asas akhlak, dan kebudayaan Islam. Antara asas dan akhlak ini terdapat adanya hubungan yang mendasar dan kuat, adanya yang satu mengharapkan adanya yang lain. Asas Islamiah selalu memeriahkan tegaknya akhlak dan tata nilai Islam.

Para ulama serta pendidik Islam sangat mengharapkan agar ada kesungguhan generasi muda Islam untuk menciptakan suatu pengertian yang dapat mengatasi kerusakan-kerusakan di kalangannya sendiri.
Ada dua cara untuk mengatasi hal tersebut :

1. Konsentrasikan usaha untuk selalu memelihara inti ajaran Islam atau pokok-pokok ajaran Islam.
2. Harus selalu berpegang teguh pada akhlak dan kebudayaan Islam.

Ana percaya bila para generasi muda Islam mampu untuk memegang dua hal tersebut di atas maka akan mampu pula mengakhiri segala kemungkaran yang terbesar.

Ana juga percaya bila para generasi muda Islam mampu untuk memegang dua Kita jangan menyalahkan generasi muda. Kita patut berterus-terang bahwa pendidikan dan pengajaran di dalam Islam dipandang dari segi ilmu dan teknik sudah cukup, hanya yang menjadi sumber yang merusak adalah penyusun materi ilmu yang teknik itu, mereka "tidak beriman" kepada Allah dan Rasul-Nya dalam arti yang sebenamya. Selanjutnya mereka membangun dan mengembangkan ilmunya berdasarkan suatu paham, bahwa manusia adalah penemu dan pencipta ilmu itu, sebagai tidak dibutufokan Tuhan yang memberikan hidayah kepada manusia. Bahkan hidayah itu dianggap tidak perlu dan bukan da- tang dari Allah. Dengan gambaran-gambaran di atas, maka generasi penerus atau si penerima ilmu, akan dengan mudah mencabut dasar-dasar kebudayaan Islam dari akar-akarnya. Pemimpin-penriinpin dan para pendidik Islam harus mampu menghilangkan cara berpikir seperti di atas dan menggantinya dengan menyusun ilmu pengetahuan dengan sistem baru berdasarkan keimanan kepada Allah.

Dalam kaitan inilah maka para pengajar dipanggil untuk memberikan pelajaran dalam seluruh bidang pengetahuan, baik itu sains dan teknologi maupun filsafat, disamping itu pula harus juga terpanggil untuk memanfaatkan pe¬ngetahuan yang telah dicapai manusia di sepanjang sejarah.

Adalah wajar apabila setiap bangsa yang telah memiliki suatu kebudayaan serta falsafah hidup sendiri, tidak akan rela apabila generasi mudanya yang akan menggantikan bangsa itu disuapi dengan ilmu seni dan teknik produksi bangsa lain, karena apabila mereka tunduk pada sistem itu, artinya mereka telah merusak kepribadian bangsanya. Dalam hal ini ada aspek-aspek yang seakan mengancam asas-asas Islam.

1. Undang-undang alam yang telah dikenal manusia setelah melalui beberapa perubahaan dan penelitian.           Dari segi ini tidak ada yang meragukan kebenarannya.
2. Sikap mental dari penyusun realita serta ilmu pengetahuan, merupakan dasar dari teori-teori tertentu               yang tercermin pada bahasa untuk mengungkapkan teori-teori tadi.

Pandangan ini sebeneumya tidak benar, mengapa tidak benar? Sebab tiap modernisasi kebudayaan yang berbeda, juga memiliki metode yang berbeda pula.

Apabila kita disuruh untuk mengadakan reformasi, maka bukan berarti mengubah ilmu pengetahuan aspek yang pertama, tetapi untuk menyentpurnakan aspek yang kedua. Misalnya saja sebagai contoh demikian :

“Setiap benda di alam ini tentu mengerut kalau didinginkan, kecuali air yang tidak mengerut. Air akan membeku yang karenanya berat jenisnya ber- kurang bila sudah menjadi es, karena berat jenisnya berkurang maka es akan mengapmg di permukaan air. Hal ini sudah dianalisis pada suatu perubahan oleh kenyataan ilmiah. Analisis ini dapat menanamkan bahwa alam ini tercipta dan bergerak dengan sendirinya.”

 Sebetulnya tidak ada satu pun ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, fisika dan lain-lain yang tidak menanankan suatu keimanan kepada Allah. Penjelasan-penjelasan ini semua sebenarnya sudah tersurat da 1am ayat- ayat al-Qur'an, hanya cendekiawan yang mengaku yang berakidah "tauhid" yang telah berubah menjadi cendekiawan berjiwa sekulerlah yang ingkar dengan wujud Allah. Mereka seakan sinis dan menghina orang-orang yang menerangkan eksis tensi Illahi.

 Para pendidik harus dapat melahirkan serta menempa generasi muda Islam terutama para pemudanya untuk dapat tanpil membangun masa depan dengan penuh kebijaksanaan dan berpegang pada al-Qur'an dan Hadits, itulah yang ana namakan konglomerat Islam, bukan hanya menonjolkan materi, tapi kita tonjolkan iman yang kuat. Dengan iman yang kuat dan berpegang pada al-Qur'an serta hadits inilah akan menjadikan manusia sebagai bijaksana. Kebijaksana¬an dalam arti yang luas.

Jadilah konglomerat idaman Ilahi. Baca juga artikel hikmah di sini

0 Comment "KONGLOMERAT IDAMAN ILAHI (Nasehat Penuh Hikmah)"

Post a Comment