Kedekatan itu makin terangkai indah saat sang anak mulai merasakan kehangatan air susu ibunya selama kurang lebih dua tahun. Sampai disini, tidak ada masalah atau pun hambatan dalam berhubungan dengan orang lain bagi si anak. Sebab pada masa-masa itu, cukuplah Ibu dan Ayah sebagai 'teman' sejati yang siap memberikan apapun atas dasar cinta.
Namun, pernahkan anda mendengar satu ungkapan dari anak anda yang baru menginjak usia sekolah, yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya seperti, "Ma, saya a tidak punya teman untuk bermain bersama." Bisa jadi, anda meremehkan ungkapan tersebut dan menganggap tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan dari anak Anda. Jika demikian, perlulah kiranya mengkaji ulang anggapan Anda dan mendengarkan sekali lagi ungkapan "Ma, say a tidak punya teman untuk bermain bersama."
Menurut Laura Ewault, psikolog. anak berkebangsaan Inggris, jika ungkapan diatas sempat terucap meskipun sekali dari mulut mungil anak Anda, kemungkinan anak Anda mempunyai masalah kesepian. Untuk menentukan apakah itu merupakan masalah sementara ataukah memang anak Anda benar-benar kesepian, tanyakanlah pada diri Anda pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Berapa Iamakah anak saya menghabiskan waktunya sendirian?
Semua anak membutuhkan waktu untuk sendiri, kata Diane Lynch-Fraser, Ed. D., seorang psikolog perkembangan anak asal New York, Tetapi jika anak Anda tidak punya waktu bermain bersama teman-teman sebaya di luar sekolah paling sedikit sekali seminggu, kemungkinan besar ia kesepian.
Apakah anak saya mempunyai paling kurang satu teman baik?
Seorang anak hanya membutuhkan satu teman yang benar-benar baik seorang teman sebaya yang dapat dipercaya kepada siapa ia dapat berbicara dengan leluasa. Ada anak-anak yang hanya ingin mempunyai satu atau dua orang teman dekat saja, ketimbang menjadi anggota dari kelompok yang lebih besar. Hal itu baik, tetapi jika anak Anda tidak mempunyai paling sedikit seorang teman baik, Anda harus mengusahakannya.
Apakah anak saya selalu meminta saya untuk bermain bersama dengan dia?
Orangtua lebih sering bersikap sebagai seorang penasihat ketimbang sebagai seorang teman. "Seorang yang lebih tua a lean menjadi suatu pengaruh luar biasa bagi anak untuk mengetahui seperti apa masa depannya," demikian kata Lynch-Fraser, "Tetapi ia tidak dapat memberikan suatu gambaran nyata kepada anak itu tentang kebutuhannya masa sekarang, contohnya teman sebaya." Boleh jadi anak Anda akan senang bermain dengan Anda, akan tetapi ia juga membutuhkan teman-teman seusianya, untuk bermain bersama.
Pertolongan Anda
Anda dapat mulai menolong dengan mencoba mengerti masalah melalui sudut pandang anak Anda. Untuk melakukan hal tersebu t, Lynch-Fraser menganjurkan agar Anda memusatkan pada apa yang anak Anda rasakan. Tolonglah anak Anda memberi keterangan rinci, dengan bertanya kepadanya secara "tiba-tiba" beberapa pertanyaan, dan janganlah memberikan komentar kritis tentang jawabannya. Kemudian tanyakanlah padanya, apa yang mau ia Iakukan untuk memperbaiki situasinya.
Setelah itu, tanyalah anak Anda, apakah ia membutuhkan pertolongan Anda. Jika jawabnya YA (atau ia menunjukkan minat), maka berusahalah dengan tekun. Beberapa hal di bawah ini dapat membantu Anda:
1. Kegiatan-kegiatan kelompok yang membangkitkan minat dan bakat anak Anda.
Kadang-kadang anak-anak ingin mempelajari lebih banyak tentang sebuah aktivitas, namun ia takut bergabung dengan satu kelompok. Jika anak Anda benar-benar mempunyai minat dalam kegiatan-kegiatan sebuah kelompok, namun enggan untuk bergabung, doronglah ia untuk menghadiri dua pertemuan saja dulu.
2. Mencoba kegiatan-kegiatan sukarela.
Karena kegiatan-kegiatan seperti itu akan membawa anak Anda kepada kehidupan orang lain.
3. Aturlah waktu-waktu bagi anak Anda untuk bermain satu-dengan-satu.
Dalam bukunya Good Friends are Hard to Find, Fred Frankel ph. D., mengatakan bahwa waktu-waktu untuk bermain satu dengan satu di rumah, adalah cara terbaik bagi anak Anda untuk memupuk persahabatan sejati.
Bila anak Anda melihat bahwa ada seorang yang menyenanginya, dan mau bermain bersama dengan dia saja, maka anak Anda akan merasa istimewa. Anak Anda harus mempunyai satu atau dua kali waktu bermain dalam setiap minggu, paling tidak selama satu jam lamanya, bersama seorang anak Iain yang ia pilih sendiri, mungkin seorang anak yang telah berkenalan dengan dia dalam acara-acara tertentu. Rencana itu harus dikonsultasiikan dengan orangtua. Kemudian setelah tiba waktunya, biarkanlah mereka bermain
sendiri untuk saling mengenal satu dengan yang lain dan jangan lupa menyediakan makanan.
4. Tingkatkan ketrampilan-ketrampilan sosial anak Anda.
Saat-saat untuk bermain satu-dengan- satu akan menolong. Anda melihat bagaimana anak Anda berhubungan dengan anak-anak lain. Bantulah anak untuk meningkatkan ketrampilan sosialnya. Selain itu, anak-anak juga sering butuh pertolongan untuk belajar berbagi cerita, berkompromi dan bermain sesuai dengan peraturan.
Bicaralah dengan guru anak Anda. Guru yang baik tidak akan membiarkan satu suasana buruk menjadi busuk, tetapi mereka akan mengetahui masalah yang sebenarny a sebelum mereka dapat melakukan sesuatu. "Seorang guru yang baik," kata Joanne Prahl, "ingin membuat setiap orang merasa dilibatkan." Untuk itu, sebuah ruangan kelas yang terlalu banyak murid
Wanita sering dikaitkan dengan daya sensitifnya yang sering dikatakan sebagai sesuatu yang berlebihan. Namun disadari atau tidak, sensitifitas milik kaum hawa inilah yang membuatnya mampu melaksanakan tugas dan peranannya sebagai seorang gadis, isteri dan ibu yang sempurna. Tanpa sensitifitas ini, mereka tidak akan peka pada setiap kehendak dan keperluan dalam kehidupan. Dan sensitifitas ini merupakan satu keistimewaan yang cukup berarti, karena dengannya, wanita mampu melahirkan cinta dan kasih sayang, baik sebagai istri kepada suaminya maupun seorang ibu kepada anak-anaknya. Wanita dilihat dari kaca mata Islam adalah sosok sempurnanya penciptaan manusia. Dia dicipta untuk melahirkan, menyabung
bukanlah satu suasana yang mendukung untuk tujuan tersebut. Cobalah bagi kelas itu sesuai dengan minat dan bakat anak-anak. Kemudian setelah itu, gabung kembali
Jangan lupa untuk terus mengikuti artikel di #GANG PENYELAMAT
Bagus.
ReplyDeleteThx
N.o.o.r.a.n.i.o
Wah keren sekali tulisan Ka Rizky, kayak sudah pengalaman punya anak padahal masih bujang. Gak papa kok masih bujang, tetep keren kok kak. ;)
ReplyDeletehehehe, iya donk
Delete